Non Farm Payrolls lebih bagus dari prediksi tapi dollar AS tidak menguat. Data-data ekonomi AS yang dirilis Jumat pekan lalu cukup bagus tapi tidak mampu mengangkat nilai dollar AS. Dollar terlihat hanya menguat terhadap yen Jepang. Data tenaga kerja Non Farm Payrolls sesuai perkiraan berada di atas angka 200 ribu untuk bulan November, dan tingkat pengangguran juga sudah mencapai angka 7%. Namun hal ini tidak serta merta membuat sentimen pasar berubah. Sentimen tapering di Desember tidak muncul di pasar. Pasar masih beranggapan tapering baru akan dilakukan tahun depan. Pasar kelihatannya masih menunggu sinyal yang lebih jelas dari bank sentral AS. Dinihari nanti, Presiden Bank Sentral AS cabang St Louis, James Bullard, akan berbicara di konferansi CFA mengenai outlook ekonomi. Pasar akan menantikan sinyal yang diberikan Bullard terkait tapering. Sementara pekan ini data penting dari AS yang akan dirilis yaitu data klaim tunjangan pengangguran mingguan, data penjualan ritel dan data indeks harga produsen. Euro kembali memperlihatkan penguatannya terhadap dollar AS dan yen. Penguatan ini didorong oleh pernyataan Mario Draghi, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), pasca pengumuman keputusan rapat kebijakan moneter ECB yang tidak menegaskan adanya pelonggaran moneter pada rapat berikutnya. Meski ECB khawatir dengan kemungkinan deflasi yang mungkin terjadi di zona euro, namun ECB sepertinya tidak ingin terburu-buru untuk menggencarkan stimulus. ECB akan mempertimbangkan masak-masak sebelum mengeluarkan program sejenis LTRO (Long Term Refinancing Operation) agar dana yang dipinjamkan bisa mengalir ke perekonomian dan tidak mengendap di bank sentral seperti sebelumnya. Penguatan euro ini juga didukung oleh kemungkinan tapering tidak dimulai di Desember ini. Sterling mendapat dukungan dari kenaikan harga rumah Inggris. Harga rumah di Inggris yang disurvei oleh Halifax menunjukkan kenaikan dengan laju tercepat di bulan November sejak 6 tahun terakhir. Harga rumah Inggris di Nov ember tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,1%. Bank sentral Inggris (BoE) sudah menyatakan akan menghentikan insentif untuk kredit perumahan pekan lalu. Membaiknya data-data ekonomi Inggris belakangan ini telah memunculkan ekspektasi bank sentral akan menaikan tingkat suku bunga dari level yang sekarang lebih cepat dari yang diantisipasi di dalam ”forward guidance” BoE. Pekan ini selain Mark Carney dini hari nanti, pasar juga akan menantikan data produksi manufaktur Inggris sebagai market mover sterling. Ekonomi China terus membaik. Ini bisa dilihat dari rilisan data neraca perdagangan China yang mengalami surplus mencapai 33,8 miliar dollar AS, surplus tertinggi dalam 5 tahun. China terbukti berhasil memulihkan ekonominya dari keterpurukan. Selain itu data inflasi China (CPI) juga tidak terlihat meninggi. Inflasi masih stabil di kisaran 3% yang menandakan China berhasil mengendalikan stabilitas harga sehingga tidak merugikan perekonomian domestik. Tekanan bisa berlanjut bagi dollar Australia. Pekan lalu data-data ekonomi penting Australia menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. GDP kuartal ke-3 Australia dirilis 0,6% di bawah rilisan kuartal sebelumnya 0,7% dan prediksi 0,8%. Defisit neraca perdagangan Australia juga membesar hampir 2 kali lipat dari bulan sebelumnya, -530 juta dollar vs -270 juta dollar. Dollar Australia juga masih mendapatkan tekanan dari ketidaknyamanan bank sentral terhadap nilai tukar dollar Australia saat ini yang dianggap masih terlalu kuat. Pekan ini perhatian pasar akan tertuju pada data tenaga kerja Australia yang akan dirilis Kamis ini. Data yang lebih buruk dari prediksi bisa menekan aussie kembali. Prediksi EUR/USD berhasil menembus 1.37. Indikator MACD dan stochastics mingguan masih menunjukkan momentum naik. Harga bisa menguat lagi ke kisaran 1.38 jika harga mampu melampaui dan bertahan di atas 1.3720. Sementara pergerakan di bawah 1.3640, membuka potensi pelemahan ke area 1.3575. GBP/USD bergerak sideway di kisaran 1.63 sepanjang pekan lalu. Tren penguatan kelihatan masih ada meski sudah berkurang. Formasi doji terbentuk pada batang harga pekan lalu yang menunjukkan tren naik yang mulai jenuh. Namun penguatan bisa berlanjut jika level tertinggi di kisaran 1.6440 berhasil ditembus ke atas dengan proyeksi ke area 1.6560. Sementara pergerakan di bawah 1.6250 berpotensi membawah harga melemah ke area 1.6110. USD/JPY berhasil menembus area 103. Pergerakan harga masih berpotensi menuju level 103.70. Namun bila harga berbalik menembus support di kisaran 102.80, harga berpotensi melemah ke area 101.60. USD/CHF keluar dari bearish trend channel dan melemah .Harga berpotensi melanjutkan pelemahan ke area 0.8760 jika berhasil bergerak ke bawah support 0.8880. Sementara pergerakan di atas 0.9000 berpotensi mengangkat harga ke area 0.9160. AUD/USD bergerak sideway pekan lalu dan mulai terlihat ada potensi rebound. Harga masih tertekan melemah selama berada di bawah resisten 0.9200. Pergerakan di bawah 0.8990 membuka potensi pelemahan ke area 0.8850. Sementara pergerakan di atas 0.9200 baru membuka potensi penguatan ke area 0.9280. Emas–XAU/USD masih terlihat tertekan, namun potensi rebound sudah muncul. Penguatan di atas 1237 berpotensi membawa harga menguat ke area 1255. Sementara di bawah level 1237 tersebut, harga masih mungkin menguji level-level support di 1210-1200. Minyak Mentah WTI terdongkrak naik namun penguatan lanjutan menunggu penembusan level resisten 98.70 dengan potensi target ke area 100.00. Sementara pergerakan di bawah 96.00 bisa mendorong harga melemah ke area 94.30. (Monexnews)WhoTrades